25 Februari, 2009

Meraih Husnul Khatimah

segala puji bagi Allah, yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu dan yang
membuat perhitungan dengan segala sesuatu (yakni Dia megetahui
bilangan segala sesuatu dengan pasti). Dia merahmati siapa yang Dia
kehendaki, yang melalui rahmat itu Dia menyuruh (kepada mereka untuk
melaksanakan) di dunia ini yang (jika mereka lakasanakan) konsekuensinya
akan menaikkan derajat mereka di Hari Kiamat, maka mereka (Muslimin) selalu
dalam ketaatan kepada-Nya dan beribadah kepada-Nya, jika mereka ditimpa
musibah dan bersabar maka akan baik bagi mereka (di Hari Kiamat), dan jika
nikmat diberikan kepada mereka (oleh Allah) dan mereka berterima kasih dan
bersyukur (kepada Allah) maka akan baik bagi mereka di Hari Kiamat, dan
mengenai mereka Allah berfirman:
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.. (QS Az zumar [39] : 10)
Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang di ibadahi dengan benar kecuali
Allah, Maha Esa Dia dan tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya yang diutus kepada kita sebagai
rahmat bagi semesta alam, semoga shalawat dan salam dilimpahkan
kepadanya, keluarganya, dan para sahabatnya.
Bagian dari kebaikan seseorang di dunia ini adalah kehidupannya; jika dia
menggunakannya dalam hal-hal yang bermanfaat baginya di persinggahan
terakhir yang abadi (Surga), maka perdagannya memberikan keuntungan yang
besar. Namun jika dia menyalah gunakannya dengan melakukan dosa-dosa dan
kemaksiatan hingga dia bertemu Allah dalam keadaan yang demikian, maka dia
pastilah termasuk orang-orang yang merugi; berapa banyak diantara mereka
yang berada di kubur? Seseorang yang berpikiran sehat menyeru dirinya untuk
melakukan perhitungan sebelum Allah memanggilnya untuk melakukan
perhitungan (pada Hari Perhitungan), dan takut kepada dosa-dosanya (dan
konsekuensinya menjauh dari dosa-dosa tersebut) sebelum dosa-dosa itu
membawanya kepada kehancuran (yakni api Neraka). Ibnu Masud berkata:
S
Meraih Husnul Khatimah
Orang Mumin sejati melihat dosa-dosanya seolah-olah dia duduk di sisi
sebuah gunung yang dia takut gunung itu akan segera menimpanya. [HR
Bukhari (11/88-89) dan Muslim].
Berapa banyak orang yang terus-menerus melakukan dosa-dosa kecil dan
terbiasa dengannya dan menganggapnya sepele, dan tidak pernah berpikir
mengenai kebesaran Dia yang di khianati dan bahwa dosa-dosa kecil itu
merupakan suul khatimah (akhir yang buruk dari kehidupannya hingga
dijebloskan ke dalam neraka). Anas bin Malik berkata:
Engkau melakukan dosa-dosa yang engkau anggap lebih ringan daripada
sehelai rambut (sesuatu) yang kami anggap sebagai dosa besar di masa
Nabi . [HR Bukhari (11/283)
Allah Taala menarik perhatian orang-orang beriman di dalam Al-Quranul
Karim terhadap pentingnya husnul khatimah (akhir yang baik dari kehidpuan
dan amalan seseorang); Dia berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam. (QA Al-Imran [3] : 102)
Dan Dia berfirman:
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).(QS
[15] : 99)
Perintah (pada ayat sebelumnya) untuk bertakwa kepada Allah dan beribadah
hanya kepada-Nya saja terus berlangsung sampai seseorang mati, sehingga
husnul khatimah dapat diraih. Nabi mengabarkan kepada kita bahwa ada
sebagian orang yang tetap dalam ketaatan selama masa hidupnya namun sesaat
sebelum meninggal mereka mati dalam keadaan berbuat dosa dan kemaksiatan
dan mengakhiri kehidupannya dalam keadaan yang demikian (dan sebagai
akibatnya mereka dilemparkan ke dalam Neraka). Nabi bersabda:
Meraih Husnul Khatimah
Demi Allah, sesungguhnya seorang dari kalian atau seorang laki-laki beramal
dengan amalan ahli Neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan Neraka hanya
sedepa atau sehasta lagi, tetapi telah berlaku ketetapan sebelumnya atasnya,
lalu dia beramal dengan ahli Surga, sehingga dia pun masuk ke dalam Surga.
Dan seseorang benar-benar beramal dengan amalan ahli Surga, sehingga jarak
antara dirinya dengan Surga hanya sehasta atau dua hasta lagi, tetapi telah
berlaku ketetapan atasnya, lalu dia beramal dengan amalan ahli Neraka,
sehingga dia pun masuk Neraka. (Bukhari, 11/417; dan Muslim, 2643).
Sahl Ibnu Saad As-Saidi , meriwayatkan bahwa dalam salah satu peperangan,
Nabi berhadapan dengan kaum musyrikin, dan kedua pasukan bertempur,
kemudian kedua pasukan kembali ke tendanya masing-masing. Diantara
pasukan Muslimin ada seorang pemuda yang selalu mengikuti seorang Musyrikin
yang sendirian dan menebasnya dengan pedangnya. Dikatakan, Ya Rasulullah!
Tidak seorang pun berperang dengan gagah berani kecuali si fulan. Nabi
bersabda: Dia dari penduduk neraka. Kemudian salah seorang diantara
mereka berkata, Aku akan mengikutinya dan bersamanya dalam setiap
peperangan. Pemuda (yang gagah berani tadi) terluka, dan ingin mengakhiri
hidupnya, dia menempatkan pegangan pedangnya di atas tanah dan ujungnya
ke dadanya, dan menjatuhkan dirinya di atasnya, melakukan bunuh diri. Lalu
orang yang mengikutinya itu datang kepada Nabi dan berkata: Aku bersaksi
bahwa engkau adalah Rasulullah. Nabi bertanya. Apa yang terjadi? Laki-laki
itu menceritakan seluruh kejadiannya. Lalu Nabi bersabda:
Seorang hamba benar-benar beramal dengan amalan ahli Neraka padahal
sesungguhnya dia termasuk ahli Surga, dan seseorang benar-benar beramal
dengan amalan ahli Surga padahal sesungguhnya dia termasuk ahli Neraka,
sesungguhnya perbuatan itu tergantung pada akhir penutupnya. (Fath al-Bari,
penjelasan Shahih Bukhari 7/538-4202 hal. 538, Edisi Pertama, Dar Ar-Rayan,
1988).
Meraih Husnul Khatimah
Allah Taala menggambarkan hamba-Nya yang beriman sebagai orang yang
menggabungkan antara rasa takut akan siksa Allah dan keikhlasan dalam
beribadah di dalam hatinya. Allah Taala berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan
mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan
orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu
apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka
akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat
kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.
(QS Al-Muminun [23] : 57-61)
Inilah keadaan para sahabat yang mulia. Ahmad meriwayatkan dari Abu Bakar
As-Siddiq bahwa ia berkata:
Sekiranya aku adalah sehelai rambut dari tubuh orang Mumin
Dan dia biasa memegang lidahnya dan berkata:
Inilah sesuatu yang membawaku kepada kehancuran.
Ali bin Abi Thalib takut kepada dua hal: panjang angan-angan dan mengikuti
hawa nafsu. Dia berkata:
Panjang angan-angan membuat lupa akan akhirat, dan mengikuti hawa
nafsu menghalangi dari jalan kebenaran.
Ali juga berkata:
Sesungguhnya dunia ini akan segera pergi dan akhirat akan datang
dengan cepat. Dan masing-masing dari keduanya mempunyai anak-anak,
maka jadilah anak-anak akhirat (yakni orang-orang yang mencintai
akhirat dan mengerjakan amalan yang baik yang Allah perintantahkan
sehingga Dia memasukkanmu ke dalam Surga), dan janganlah menjadi
anak-anak dunia (yakni orang-orang mencintai dunia dan menjalani
hidupnya dengan berbuat dosa dan kemaksiatan, dan lain-lain) karena
dunia ini adalah tempat beramal bukan perhitungan sedangkan esok
adalah hari perhitungan dan bukan amalan.
Meraih Husnul Khatimah
Kematian mendadak merupakan sesuatu yang tidak disukai di dalam Islam
karena ia datang kepada seseorang secara tiba-tiba dan tidak memberi
kesempatan (untuk bertaubat), dia mungkin melakukan suatu kejahatan
sehingga hidupnya berakhir dalam keadaan yang demikian.
Para salaf takut terhadap suul khatimah dengan ketakutan yang besar. Sahl At-
Tusturi berkata: Para Siddiqin takut akan suul khatimah dalam kehidupan
seseorang dalam setiap gerakan atau setiap saat dan mereka digambarkan oleh
Allah di dalam Al-Quranul Karim: dengan hati yang takut (QS Al-Muminun
[23] : 60).
Ketakutan akan akhir yang buruk (suul khatimah) dari kehidupan seseorang
harus dinampakkan pada mata seseorang setiap saat karena ketakutan akan
mempengaruhinya dalam beramal (yakni melakukan amal kebajikan). Nabi
bersabda:
Barangsiapa yang takut hendaklah berjalan di malam hari dan barangsiapa
yang berjalan di malam hari akan sampai ke rumahnya (Surga). Barang
dagangan Allah sangat mahal, dan barang dagangan Allah adalah Surga. (At-
Tirmdizi no. 245

Tidak ada komentar:

Posting Komentar